Cermin….



Aku dan dia sudah saling tahu dan mengenal sejak balita. Karena kami duduk dan belajar di sekolah yang sama, taman kanak-kanak yang sama. Bukanlah waktu yang singkat untuk pada akhirnya aku sangat mengenalinya, dan dia sangat mengenaliku. Mengetahui kebiasaan masing-masing, kesukaan, maupun karakter masing-masing.

Masa-masa dahulu sepertinya sangat berbeda dengan sekarang. Karena dunia anak-anak memang jauh berbeda dengan dunia kami yang memang dunia orang dewasa. Kami merasa kami sudah dewasa dan menyadari bahwa banyak hal yang berbeda dari sebelumnya. Segalanya berkembang. Fisik kami, pemikiran kami, kemandirian kami, dan perasaan kami pada akhirnya.

Terkadang masih mempertanyakan keajaiban-keajaiban kecil yang terjadi diantara kami, kebetulan-kebetulan yang terjadi diantara kami. Dari hobi kami yang sama, selera musik yang sama, banyak kesukaan kami yang sama, pemikiran kami yang sejalan, karakter kami yang serupa, tempat tinggal dan tempat menuntut ilmu kami yang selalu sama atau jika berbeda pastilah berdekatan, sampai kebetulan-kebetulan lain yang kebetulan sama. Jadi, hampir tidak pernah kami berselisih karena perbedaan-perbedaan.

Masih terheran-heran, iya jawabnya. Hingga tak habis-habisnya aku tersenyum jika menyadarinya. Tapi, aku memaknainya sebagai anugerah dari Tuhan yang istimewa. Melihatnya membuatku merasa bahwa aku sedang bercermin, menemukan gambaran diriku dengan gender yang berbeda. Perlu waktu yang tak singkat juga untuk pada akhirnya kami memahami satu sama lain jika kami punya banyak kemiripan.

Perlu waktu bertahun-tahun juga untuk menyadari bahwa dia memiliki bakat mendongeng. Dia pendongeng yang baik selain nenekku. Dia selalu berusaha untuk menambah referensinya tentang cerita dongeng. Menceritakannya kembali padaku dengan menjadikanku sebagai pemeran utama dalam setiap dongeng-dongengnya. Untuk sekian lama aku tak pernah lagi menemukan pendongeng yang baik selain nenekku. Sepertinya sekarang dia penggantinya. Selalu mengajakku mencipta banyak imajinasi di dalamnya.

Sering kali, kami hanya bertemu dan tanpa membicarakan apapun. Bersama dan melakukan hal berbeda atau hanya sekedar diam telah membuat kami mencipta dunia sendiri yang dirasa nyaman. Mungkin hanya kami yang tahu letak kenyamanannya. Atau terkadang hal-hal sentimentil sering kami lakukan yang membuat sadar betapa berharganya kebersamaan kami, membuat buku yang bertuliskan kisah petualangan-petualangan seru kami menjelajahi kota, mengumpulkan foto penanda pengingat saat-saat berharga yang kami lalui bersama, mengumpulkan banyak uang receh untuk bekal hobi berpetualang kami, atau saling memberi benda-benda kesukaan.

Dia yang bahkan tak pernah keberatan dengan apa yang ku lakukan. Sahabat hati yang mampu menerima segala baik dan buruk tentangku. Dia yang mampu memahami sisi indah dan cantikku. Dengannya… aku merasa sedang bercermin. Bersamanya…. Aku selalu merasa dihargai dan disayangi. Ada bersamanya… aku selalu merasa indah dan cantik.
Jika boleh aku berucap terima kasih padanya, aku ingin berkata terima kasih untuk banyak waktu indah penuh senyum. Terima kasih mau membagi waktu denganku untuk berpetualang bersama menjelajah kota, berwisata kuliner, berbagi cerita, menulis buku petualangan bersama, mengumpulkan banyak uang receh bersama, selalu mendongengiku setiap hari, dan menjadi pendengar serta pentransfer energi yang baik. Terima kasih telah menghargai dan menyayangiku. Terima kasih karena selalu berkata bahwa aku indah dan cantik.

Senyum dan syukur tak habis-habisnya untuk saat dimana aku pada akhirnya menemukan sahabat hati sepertimu.

No comments:

Find Me on Instagram