Rumah Coklat


Aku melelehkan batangan-batangan coklat yang sudah ku beli dan kemudian memadukannya dengan resep yang ku racik sendiri. Tak ada yang istimewa dengan coklat-coklat ini. Yang menjadikannya istimewa adalah bentuk yang akan dicipta dengan coklat-coklat ini. ‘Rumah Coklat’, aku mereka dan menciptanya sendiri. Sudah semalaman aku kurang tidur karena aku harus merencanakan rumah coklat seperti apa yang akan ku buat untuknya. Dan pagi ini akhirnya aku mulai membuatnya.

Dengan berbekal kesabaran dan ketelitian, aku mencetak lelehan-lelehan coklat itu menjadi lempengan-lempengan tipis yang akan menjadi dinding, atap, pintu, jendela, dan lantai rumah coklatku. Kemudian, aku juga memberinya ornamen-ornamen seperti hiasan pohon, rumput, bunga, serta sebuah ayunan di depan rumah coklatku. Setelah kurang lebih lima jam aku berkutat dengan cetakan-cetakan coklat itu, akhirnya rumah coklatku berhasil dibentuk sesuai imaginasiku. Dan kini yang ada di hadapanku adalah sebuah rumah coklat yang mungil serta sebuah note kecil bertuliskan, “Selamat ulang tahun, sahabatku. Dengan adanya rumah coklat ini, aku ingin kau selalu tahu bahwa aku selalu memiliki harapan dan doa bahwa kau akan selalu bahagia dan merasa hangat berada di sisi orang-orang terkasihmu. Seperti rumah coklat ini yang akan selalu menghangatkanmu.”

Rumah coklat yang dicipta bukanlah tanpa tujuan. Aku tahu bahwa sahabatku sangat menginginkan rumah seperti itu. Rumah yang berwarna coklat karena dibuat dari kayu. Rumah yang sederhana tetapi asri dan ceria. Dengan bunga-bunga dan pohon-pohon yang ditanam di depan rumah serta sebuah ayunan yang menghiasi halaman rumah. Rumah penuh cinta. Rumah yang hangat karena dipenuhi kasih sayang dari orang-orang tersayang. Rumah yang tidak hanya ditinggalinya seorang diri, tetapi ditinggali oleh seluruh anggota keluarga yang siap merangkulnya setiap saat. Karena itu aku menciptanya. Karena aku menyayanginya dan aku menginginkan segala kebaikan melingkupi hidupnya.

Ketika melihat hadiah itu, dia tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Aku tahu dia tahu aku begitu menyayanginya. Kemudian, aku merengkuhnya, memeluknya, dan berkata, “ Selamat ulang tahun. Aku menyayangimu.”

No comments:

Find Me on Instagram