Surat yang Tak Pernah Sampai (by Dewi Lestari)


suratmu itu tidak akan pernah terkirim, karena sebenarnya kamu hanya ingin berbicara pada dirimu sendiri. kamuingin berdiskusi dengan angin, dengan wangi sebelas tangkai sedap malamyang kamu beli dari tukang bunga berwajah memelas, dengan nyamuk-nyamukyang cari makan, dengan malam, dengan detik jam. tentang dia.

dia, yang tidak pernah kamu mengerti. dia, racun yang membunuhmu perlahan. dia, yang kamu reka dan kamu cipta. sebelah darimu menginginkan agar dia datang, membencimu hingga muak danmendekati gila, menertawakan segala kebodohannya, kekhilafannya, untuksampai jatuh hati padamu, menyesalkan magis yang hadir naluriah setiapkali kalian berjumpa. akan kamu kirimkan lagi tiket bioskop, bon restoran, semua tulisannya – dari mulai nota sebaris sampai doa berbait-bait. dan beceklah pipinya karena geli, karena asap dan api dari benda-benda yangia hanguskan – bukti-bukti bahwa kalian pernah saling tergila-gila –beterbangan masuk ke matanya. semoga ia pergi dan tak pernah menoleh lagi. hidupmu, hidupnya, pasti akan lebih mudah. tapi,sebelah dari kamu menginginkan agar dia datang, menjemputmu, mengaminikalian, dan untuk kesekian kali, jatuh hati lagi, segila-gilanya,sampai batas gila dan waras pupus dalam kesadaran murni akan cinta. kemudian mendamparkan dirilah kalian di sebuah alam tak dikenal untuk membacaulang semua kalimat, mengenang setiap inci perjalanan, perjuangan, dan ketabahan hati.

betapa sebelah darimu percaya bahwa setetes air mata pun akan terhitung, takada yang mengalir mubazir, segalanya pasti bermuara di satu samudra takterbatas, lautan merdeka yang bersanding sejajar dengan cakrawala. danitulah tujuan kalian. kalausaja hidup tidak berevolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanyamenjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnandi satu titik. maka tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanyauntuk diabadikan. cukup satu. satudetik yang segenap keberadaannya dipersembahkan untuk bersamamu, danbukan dengan ribuan hal lain yang menanti untuk dilirik pada detikberikutnya. betapa kamu rela membatu untuk itu. tapi, hidup ini cair. semesta ini bergerak. realitas berubah. seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar. hidupakan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikutiarus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. kamu, tidak terkecuali. kamu takut. kamu takut karena ingin jujur. dan kejujuranmu menyudutkanmu untuk mengakui kamu mulai ragu. dialah bagian terbesar dalam hidupmu, tapi kamu cemas. kata "sejarah" mulai menggantung hati-hati di atas sana. "sejarah kalian". konsep itu menakutkan sekali.

sejarahmemiliki tampuk istimewa dalam hidup manusia, tapi tidak lagi melekatutuh pada realitas. sejarah seperti awan yang tampak padat berisi tapiketika disentuh menjadi embun yang rapuh. skenarioperjalanan kalian mengharuskanmu untuk sering menyejarahkannya,merekamnya, lalu memainkannya ulang di kepalamu sebagai sang kekasihimpian, sang tujuan, sang inspirasi bagi segala mahakarya yangtermuntahkan ke dunia. sementaradalam setiap detik yang berjalan, kalian seperti musafir yang tersesatdi padang. berjalan dengan kompas masing-masing, tanpa ada usaha salingmencocokkan. sesekali kalian bertemu, berusaha saling toleransi atasnama cinta dan perjuangan yang tidak boleh sia-sia. kamusudah membayar mahal untuk perjalanan ini. kamu pertaruhkan segalanya demi apa yang kamu rasa benar. dan mencintainya menjadi kebenaran tertinggimu.

lama baru kamu menyadari bahwa pengalaman merupakan bagian tak terpisahkandari hubungan yang diikat oleh seutas perasaan mutual. lama bagi kamu untuk berani menoleh ke belakang, menghitung, berapa banyakkah pengalaman nyata yang kalian alami bersama? sebuahhubungan yang dibiarkan tumbuh tanpa keteraturan akan menjadi hantuyang tidak menjejak bumi, dan alasan cinta yang tadinya diagungkan bisaberubah menjadi utang moral, investasi waktu, perasaan, sertaperdagangan kalkulatif antara dua pihak. cinta butuh dipelihara. bahwa di dalam sepak terjangnya yang serba mengejutkan, cinta ternyata masih butuh mekanisme agar mampu bertahan.

cinta jangan selalu ditempatkan sebagai iming-iming besar, atau sepertiranjau yang tahu-tahu meledakkanmu, entah kapan dan kenapa. cintayang sudah dipilih sebaiknya diikutkan di setiap langkah kaki,merekatkan jemari, dan berjalanlah kalian bergandengan. karena cintaadalah mengalami. cinta tidak hanya pikiran dan kenangan. lebih besar, cinta adalah dia dan kamu. interaksi. perkembangan dua manusia yang terpantau agar tetap harmonis. karena cinta pun hidup dan bukan cuma maskot untuk disembah sujud. kamu ingin berhenti memencet tombol tunda. kamu ingin berhenti menyumbat denyut alami hidup dan membiarkannya bergulir tanpa beban. dan kamu tahu, itulah yang tidak bisa dia berikan kini. di meja itu, kamu dikelilingi tulisan tangannya yang tersisa.

kamu baru sadar betapa tidak adilnya ini semua. kenapa harus kamu yangkebagian tugas dokumentasi dan arsip, sehingga cuma kamulah yangtersiksa? jangan heran kalau kamu menangis sejadi-jadinya. dia yang tidak pernah menyimpan gambar rupamu, pasti tidak tahu apa rasanyamenatap lekat-lekat satu sosok, membayangkan rasa sentuh dari helairambut yang polos tanpa busa pengeras, rasa hangat uap tubuh yang kamuhafal betul temperaturnya. dan kamu hanya bisa berbagi kesedihan itu, ketidakrelaan itu, kelemahanitu, dengan wangi bunga yang melangu, dengan nyamuk-nyamuk yang putusasa, dengan malam yang pasrah digusur pagi, dengan detik jam dindingyang gagu karena habis daya. sampai pada halaman kedua suratmu, kamu yakin dia akan paham, atau setidaknya setengah memahami, betapa sulitnya perpisahan yang dilakukan sendirian.

tidak ada sepasang mata lain yang mampu meyakinkanmu bahwa ini memang sudah usai. tidakada kata, peluk, cium, atau langkah kaki yang beranjak pergi yang mampumenjadi penanda dramatis bahwa sebuah akhir telah diputuskan bersama. atau sebaliknya, tidak ada sergahan yang membuatmu berubah pikiran, tidakada kata "jangan" yang mungkin, apabila diucapkan dan ditindakkandengan tepat, akan membuatmu menghambur kembali dan tak mau pergi lagi. kamu pun tersadar, itulah perpisahan paling sepi yang pernah kamu alami. ketikasurat itu tiba di titiknya yang terakhir, masih akan ada sejumput kamuyang bertengger tak mau pergi dari perbatasan usai dan tidak usai.

bagian dirimu yang merasa paling bertanggung jawab atas semua yang sudah kalian bayarkan bersama demi mengalami perjalanan hati yang sedahsyat itu. dirimu yang mini, tapi keras kepala, memilih untuk tidak ikut pergi bersama yang lain, menetap untuk terus menemani sejarah. dan karena waktu semakin larut, tenagamu pun sudah menyurut, maka kamu akan membiarkan si kecil itu bertahan semaunya. mungkin, suatu saat, apabila sekelumit dirimu itu mulai kesepian dan bosan, ia akan berteriak-teriak ingin pulang. dan kamu akan menjemputnya, lalu membiarkan sejarah membentengi dirinya dengan tembok tebal yang tak lagi bisa ditembus. ataumungkin, ketika sebuah keajaiban mampu menguak kekeruhan ini, jadilahia semacam mercusuar, kompas, bintang selatan. yang menunjukkan jalanpulang bagi hatimu untuk, akhirnya, menemuiku. aku, yang merasakan apa yang kau rasakan. yang mendamba untuk mengalami. aku, yang telah menuliskan surat-surat cinta padamu. surat-surat yang tak pernah sampai.

No comments:

Find Me on Instagram