Review 15 Buku yang Saya Baca dari Bulan Januari-Maret 2018 #RestyReads

Photo by Christin Hume on Unsplash
Membaca buat saya adalah nutrisi otak dalam hidup dan berkarya. Selain itu, membaca juga bagian dari penghiburan hati dan pengisi jeda waktu yang sering kali membuat saya bengong dan tidak melakukan apa-apa. Tahun ini, saya menargetkan diri membaca lebih banyak buku dari tahun sebelumnya. Jenis bukunya pun saya harapkan lebih beragam dan lebih menarik.

Berikut ini, beberapa buku yang saya baca selama 3 bulan ini, mulai dari bulan Januari sampai Maret 2018. Buku-buku yang saya baca, antara lain buku nonfiksi, kumpulan puisi, kumpulan aphorisme dan pemikiran, buku bergambar, cerita anak, kumpulan cerita pendek, esai, novela, skrip drama, dan lain-lain. Saya pun sangat antusias ketika bisa membaca karya penulis dari Malaysia dan juga Timur Tengah di awal tahun ini.

Kali ini, saya merangkumnya dengan mencantumkan potongan karya dalam buku yang saya baca yang menurut saya menarik dan memikat, serta pendapat singkat saya mengenai buku tersebut. Mohon maaf jika mungkin ada di antara teman-teman yang tidak nyaman dengan penyampaian saya yang menyampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Beberapa pendapat yang saya sertakan di sini adalah tulisan saya tepat setelah membaca buku-buku ini yang kemudian langsung saya post di media sosial saya. Jadilah gaya menulis saya saat itu mengikuti mood saya pada saat itu ingin menulis dalam bahasa apa. Tapi, semoga informasi yang ingin saya bagikan sampai ya ke teman-teman semua.

1. Letters to a Young Poet oleh Rainer Maria Rilke



Works of art are infinitely solitary and nothing is less likely to reach them than criticism. Only love can grasp them and hold them and do them justice.
.
These things cannot be measured by time, a year has no meaning, and ten years are nothing. To be an artist means: not to calculate and count; to grow and ripen like a tree which does not hurry the flow of its sap and stands at ease in the spring gales without fearing that no summer may follow. It will come. But it comes only to those who are patient, who are simply there in their vast, quiet tranquillity, as if eternity lay before them. It is a lesson I learn every day amid hardships I am thankful for: patience is all!

Got this book in a lovely cozy bookshop in George Town, Penang, Gerak Budaya Bookshop and it became a good travel mate then, accompanied the trips and flights, reminded me to the sentences from an inspiring writing guru of mine, showered the feeling and mind about what should an artist does in life. Being an artist, not to calculate and count, but to grow and ripen. And I put them in my heart, in my life. Thanks, Rainer Maria Rilke. Your letters were not only for Mr. Kappus, the young poet. I received your letters for myself as well.


2. Signposts to Elsewhere, Aphorisms and Other Tailored Thoughts oleh Yahia Lababidi



Reading a great work is being granted an audience with a great mind.
.
Marrying for looks is like buying books for their pictures - a good idea, if one cannot read.
.
Vegetarianism: the virtue of the misanthropic.
.
As a philosophy, Surrealism is more honest than most, presenting reality as it finds it: chaotic, unintelligible, unreal.
.
Only by becoming a slave to art might the artist hope to master life.
.
An aphorism is a complete fragment.
.
The need for public adulation is commonly overcompensation for a lack of intimacy.
.
The marriage of heaven and hell is the marriage of poetry and philosophy.
.
Poetry: play on worlds.
.
The more we prattle with others, the less of a chance we have for a serious conversation with ourselves.
.
Time: a great engraver; or eraser.
.
Life: a midway point between two unknowns.
.
To set one's sight on both sides of an argument, at once, is to become cross-eyed.
.
The child's fear of the dark, the adult's fear of death - the human fear of the unknown.
.
The ugliest utterance expressed in earnest is more affecting than the most sublime, insincerely expressed.

Buku ini saya dapat dari hasil rekomendasi pemilik buku Wardah Books, Kampung Arab, Singapura ketika saya berkunjung ke Singapura akhir tahun lalu. Yahia Lababidi adalah keturunan Timur Tengah yang tinggal di Amerika dan menulis dalam bahasa Inggris. Pemikiran-pemikirannya dianggap luar biasa dan layak untuk direnungkan bersama. Membaca karyanya membuat saya masuk ke pemikiran-pemikirannya yang tajam dan lebih memahami hal-hal yang sering kali luput dari pandangan serta kesadaran manusia.

3. Taboo oleh Melizarani T. Selva


Though I didn't climb Everest
or start an airline
I can't make dhall curry to save my life
and I am not divine
But accept me as I accept you
with arms open wide
because I choose to tick Indian
as I am on the inside.
.
(From "Indiantity" in "Taboo" by Melizarani T. Selva)

She's a spoken word poet, storyteller and journalist from Kuala Lumpur, Malaysia. Her rhymes are drawn from her wild curiosity in taboos and all the things her Mother told her not to do. Her poems in this book describe the anxiety of Indian girls in the modern life.


4. Kebudayaan (Populer) (Di Sekitar) Kita oleh Sapardi Djoko Damono



Sastra kita pada dasarnya adalah sastra massa; sebenarnya perkembangannya lebih jelas lewat koran dan majalah daripada lewat buku. Dan jika media massa itu bersandar pada citarasa khalayak, maka sastra yang dimuatnya pun sebenarnya berorientasi ke sana pula. Jika penyebaran seluas-luasnya itu menjadi syarat utama, maka salah satu ciri kebudayaan populer dengan sendirinya terpenuhi. Berdasarkan kedua alasan itu, ditambah dengan berbagai pandangan yang sudah dijelaskan sebelumnya, benar-benar sudah waktunya bagi kita sekarang untuk mempersilakan karya-karya Firman Mustaco, S.H. Mintardjo, Mira W, Kho Ping Ho, dan berbagai jenis fiksi lain yang kita klasifikasikan sebagai chicklit atau teenlit atau apa pun untuk memasuki kampus, tidak usah dibedakan dari karya-karya sastrawan lain yang selama ini kita anggap sebagai kanon.

Buku memberi gambaran sejarah literasi, media, dan budaya di dunia. Memaparkan perbedaan budaya adiluhung dan budaya populer. Budaya Indonesia asli pun sebenarnya adalah budaya hasil adopsi dari budaya lain dari luar Indonesia. Untuk bisa menghasilkan budaya yang lebih maju, kita selayaknya tak menutup diri. Kita seharusnya membuka diri selebar-lebarnya atas budaya lain dan terus menciptakan budaya untuk bangsa kita sendiri.


5. Continuum, I Wish There's No Space Between Us oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie


Planet is Glowing
.
I found a box with my name on it. It wasn't my box.
.
It has a lot of broken stuff on it. Grimmi said it was my father's stuff. I didn't know his name, but now I do. He had always been an odd fella, she said. I never knew what he was like, but now I sorta do.
.
My Grimmi said he's a star in heaven now, and I could always look for him at night. My Mama said he's her night light. One day, when I need to find my own light, he'd guide me to it.
.
My father went to heaven in a tuna can. He wore a helmet. And he ate some medicines. He was wearing GAP shirt when he went to the sky. And he thought, corn milk goes well with tuna.
.
My father is a sky sailor, a tuna-can-rider, a helmet-wearer, a medicine-taker, a GAP-shirt-owner, a corn-milk-drinker, an odd fella, a star, a light, a guide.

Sepintas, buku ini seperti buku anak-anak. Namun, menurut saya, buku ini tak mudah untuk dipahami oleh anak-anak. Meskipun bukunya dipenuhi dengan gambar-gambar, setiap katanya butuh pemahaman tinggi jika dibaca oleh anak-anak. Kata-kata yang dihadirkan puitis. Tema-tema yang diangkat disampaikan dengan tersirat, penuh pengandaian, dan banyak mengajak pembaca untuk melakukan perenungan.


6. Sampai Maut Memisahkan Kita oleh Wahyu 'Wepe' Pramudya



Buku ini mengungkap banyak kisah perjalanan cinta dan pernikahan yang merupakan kisah nyata. Kisah-kisah nyata yang kerap tak diceritakan dan tak muncul ke permukaan disajikan dalam buku ini lengkap dengan nilai-nilai yang patut direnungkan bersama. Kisah-kisah yang mengingatkan bahwa perjalanan ini tak mudah dan menyimpan banyak kejutan.

Saya selalu banyak belajar dari Mas Wepe melalui tulisan-tulisannya maupun percakapan langsung dengannya. Melalui buku ini, saya jadi belajar banyak tentang hubungan dan pernikahan. Jadi bekal di masa depan. 'Mrebes mili' baca beberapa kisah di buku ini.


7. I Am My Own Home and Other Essays oleh Isyana Artharini



A documentation of what it means to be a 30-something Indonesian woman who lives alone, along with the contentment and loneliness that goes with it.

Membaca buku ini, saya merasa sedang membaca curhatan seorang perempuan berusia 30-an. Pergolakan batinnya melingkupi hal-hal yang berhubungan tentang pernikahan, pekerjaan, jati diri, dan lain-lain. Sejujurnya, saya agak lama membaca buku ini karena saya menduakannya dengan membaca buku-buku yang lainnya. Tulisannya sebenarnya ringan. Namun, saya merasa tak ingin segera menyelesaikan membacanya.

8. Semasa oleh Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang



Kenangan tidak melulu merupakan sesuatu yang nyata di masa lalu, kerap ia hanya tentang bagaimana kita memilih untuk mengingatnya.

Buat saya, kisah Coro, Sachi, keluarganya, dan rumah masa kecil mereka begitu dekat. Membaca #BukuSemasa, kembali mengingatkan saya tentang hal-hal itu. Bahwa ada satu masa dan ruang yang akan selalu manis untuk diingat, yang setia dan tak akan pergi ke mana-mana.


9. Si Majenun dan Sayid Hamid oleh Goenawan Mohamad


Alonso Quijano, yang akan kita kenal lebih jauh sebagai Don Quixote, ada untuk ditertawakan. Ia seorang yang terpukau kepada hikayat caballeros andantes - ia terpukau begitu rupa hingga mengkhayalkan diri sebagai seorang "ksatria kelana" yang sebenarnya hanya ada dalam kesusastraan Eropa abad ke-12 - meskipun ia sendiri hidup di abad ke-17, abad ketika Miguel de Cervantes menciptakannya, di masa ketika di Jazirah Iberia sudah ada 20 universitas.
.
Ada yang mencatat bahwa karya ini salah satu novel terlaris dalam sejarah: sampai dengan hari ini, sejak Don Quixote Buku ke-I terbit, di tahun 1605 - sebelum di Indonesia VOC mendirikan Batavia - buku itu sudah terjual 500 juta eksemplar. Setelah lebih dari 140 bahasa menerjemahkannya, bahasa Indonesia segera menyusul. Buku ini, Si Majenun dan Sayid Hamid, adalah sebuah perkenalan dan percakapan tentang karya besar Cervantes itu.

Buku ini buat saya adalah buku yang penting untuk dibaca. Bercerita tentang detail-detail kisah Don Quixote, sejarah dunia yang terselip di dalam kisahnya, serta latar belakang kisah menakjubkan ini.


10. Na Willa dan Rumah dalam Gang oleh Reda Gaudiamo


Waktu mau kembali ke kamar, ada Mbok di depan kamar mandi. Tiba-tiba, Mbok memelukku. Dia menangis. "Kalau sudah di Jakarta, jangan nakal ya, Willa," katanya sambil menyeka matanya.
Aku mengangguk-angguk, tapi tidak bisa bilang apa-apa. Aku sesak napas karena sekarang aku jadi ikut menangis. "Mbok ikut ke Jakarta, Mbok..."
"Aku sudah tua, Nduk. Di Jakarta hanya akan menyusahkan ibu dan bapakmu," bisik Mbok di sela-sela tangisnya.
"Tapi, nanti aku di sana sama siapa?"
"Nanti ada Mbok baru," katanya sambil mengusap-usap kepalaku. Aduh, aku menangis lagi. Aku tidak mau Mbok baru.

Walaupun latar cerita Na Willa ada di era yang berbeda dengan masa kecil saya, namun Willa bisa mengembalikan sepaket kenangan akan masa kecil saya. Ketengilan, pikiran anak-anak, keingintahuan, dan hal-hal yang berlaku penting ketika masa kanak-kanak.

Saya berkali tertawa ketika Willa menyebutkan temannya, Endang yang suka pakai bedak tebal punya ibunya dan juga 'kelilipan' di bagian Willa akan pindah ke Jakarta. Buat saya, Na Willa mengisahkan masa dan cerita yang otentik, jujur, dan menyentuh hati. Terima kasih, Mba Reda karena sudah menuliskan kisah ini. Saya sangat menantikan kisah Willa selanjutnya.


11. Talijiwo oleh Sujiwo Tejo


"Sssttt.... Topik kuliahku bukan soal bagaimana negaramu sedang giat-giatnya membangun dan gedebukan memalaki duit dari rakyatnya. Topikku: Mumpung lagi krisis identitas dan krisis air bersih, inilah 'titi kolo mongso' untuk memecah belah. Ingat, sejarah tentang mantanmu ditulis oleh mantanmu yang lain. Maka, perlu direvisi karena isinya ngaco. Tapi yang merevisi adalah pacar gelapmu sekarang!".
.
"Hah!!?? Sastro-Jendro kompak tercengang.
.
"Jangan terperangah. Ambil hikmahnya saja. Bangsamu makin maju. Dulu guru-guru Sejarah ndak kalian reken. Yang kalian puja puji cuma guru-guru IPA. Sekarang semua tiba-tiba ingin mencintai sejarah. Bagus!".

Sebagai orang Jawa, saya paham banyak ungkapan-ungkapan dan gaya guyonan Jawa yang memenuhi buku ini. Jika kamu adalah orang yang paham dengan bahasa serta budaya Jawa, kamu akan lebih menyerap dengan baik buku ini. Buku ini berisi kumpulan cerita yang mengangkat isu-isu sehari-hari, politik, budaya, fenomena masyarakat, tren, percintaan, dan lain-lain. Cerita-ceritanya dibawakan dengan gaya lugas, setengah guyon, namun sarat kritik dan makna dan penuh dengan perenungan.

12. Amangkurat Amangkurat, Lakon dalam Empat Belas Adegan oleh Goenawan Mohamad


JURU TAMAN: Bukan karena itu. Tuan ingat, sejak remaja ia tahu: ayahnya begitu berkuasa, tapi kuasa itu malah menjadikan seorang raja rapuh - dan pangeran muda itu bingung.
.
AMANGKURAT: Maksudmu?.
.
JURU TAMAN: Ia melihat Tuan menghukum mati mertua Tuan sendiri, hanya karena orang tua itu gagal menjaga seorang perempuan yang Tuan simpan di rumahnya. Tuan anggap perempuan itu milik Tuan. Tuan salah.
.
Orang-orang bertanya, Amangkurat kuat atau rapuh? Raja seakan-akan bisa melakukan apa saja, menguasai apa saja, pada saat ia tak bisa melihat batasnya sendiri.
.
AMANGKURAT: Jangan ceritakan masa lalu.
. (Amangkurat Amangkurat, Lakon dalam Empat Belas Adegan oleh Goenawan Mohamad).

Amangkurat bukan lakon sejarah. Ia lebih merupakan delirium seorang raja menjelang kematian - paparan tentang apa yang terjadi dengan kekuasaan.


13. The Crossroads of Should and Must, Find and Follow Your Passion oleh Elle Luna


The path to must is a path we create. It begins in pathlessness, nothingness, emptiness - a tabula rasa. As Aristotle called it.
.
"If you can see your path laid out in front of you step by step, you know it's not your path," Joseph Campbell said. "Your own path you make with every step you take. That's why it's your path."
.
The tabula rasa is the blank page, a new role of film, the pure canvas of white - unsullied, uncompromised. The term applies to more than just the objects of our creation; it is also a state of mind where nothing is scripted - a place where there is no map, no case study, and no right answer, and the only person who can decide what to do next is you.

Buku ini akan membimbing saya untuk membedakan yang mana must dan yang mana should. Banyak contoh kasus dan kisah dari orang-orang yang bisa dipelajari bersama.


14. Simple Miracles, Doa dan Arwah oleh Ayu Utami


Sering kita diberi sesuatu yang bisa kita maknai indah secara personal. Keajaiban kecil adalah ketika suatu peristiwa jadi bermakna sebab ia bermakna sesuai dengan sistem atau kepercayaan yang telah hidup dalam diri kita. Jika sepanjang hidupmu kau menyukai bunga seruni, lalu suatu hari kau berlibur di sebuah vila untuk pesta perkawinanmu dan kau melihat seruni bermekaran di bungalow itu, nah, semua itu akan berlipat makna menjadi keajaiban kecil.

Buku ini bukanlah buku fiksi. Buku ini adalah salah satu buku seri Spiritualisme Kritis yang menceritakan kisah hidup Ayu Utami dalam pencarian keyakinan atas agama dan hal-hal yang abstrak. Ia menceritakan banyak kisah dan pergolakan hati yang membawanya akan sebuah pemikiran baru, yakni "Spiritualisme Kritis". 


15. Resep Membuat Jagat Raya, Sehimpun Puisi oleh Abinaya Ghina Jamela


Di Warung Kopi
.
Rumah putri duyung dipenuhi orang-orang.
Seseorang memanggil nama mereka
memberi secangkir kegembiraan dan tawa
mereka di piring putih.
Ada yang mengobrol, suara jangkrik di belakang rumahku.
Ada yang diam saja, ada yang membaca koran, ada yang sedang menelepon, ada yang belajar, ada yang mengantre.
Barista mengaduk minuman, menaruh krim seperti sorban ditaruh di kepala, menuang susu, menabur bubuk cokelat.
Setangkai mawar layu di vas, lampu-lampu kecil menggantung seperti bintang-bintang di langit pohon natal kesepian di meja, botol-botol minuman berbaris serapi prajurit.
Aku gembira seperti musik yang diputar.
.
2017

Gaya menulis Naya menunjukkan dengan jelas bagaimana seorang anak berpikir. Tulisannya jujur, apa adanya, namun di saat yang bersamaan juga penuh kejutan. Saya berkali tak menyangka akan ada detail-detail yang hadir di beberapa bagian. Detail-detail spontan dan lugas yang sangat wajar hadir dari pemikiran seorang anak. Misalnya saja, pengandaian yang apa adanya tentang satu hal yang ia temui di sekitarnya. Pengandaian jujur dari seorang anak mampu menyadarkan kita pada hal baru yang sering kali orang dewasa tidak lagi sadari ketika dewasa.

Baca juga: Musikal Petualangan Sherina, Membawa Nostalgia Rasa dan Memori Akan Masa Kecil

Apakah ada di antara buku di atas yang kamu juga sudah baca? Mari berbagi pengalaman membaca buku-buku tersebut di kolom komentar. Jika kamu memiliki rekomendasi buku bagus yang sangat layak untuk dibaca, silakan tinggalkan judul buku dan nama penulisnya di kolom komentar juga. Saya sangat senang dapat rekomendasi buku bagus untuk saya bisa baca lagi berikutnya.

Terima kasih sudah mampir ke sini dan menyempatkan membaca postingan ini.


Warm regards,




No comments:

Find Me on Instagram